31 Des 2019

SAJAK AKHIR DI RANTAUAN 2019

merantaui 2019 di kejauhan
menyeraki rindu di kota orang
merantai 2020 di pelukan badan
mengemasi kenang yang datang

tak ada siang-malam yang gagal
dikendalikan tangan Tuhan.
tak ada temu-pisah yang bebal
dijinakkan takdir Tuhan.

memberi - menerima
membagi - menerima lebih
menemani - dimusuhi
mencintai - dibenci

tiap tindak, diganjar
tiap detak, digetar.

Depok, 31/12/19

27 Des 2019

WARUNG SOTO BOYOLALI, DEPOK

dari dalam sebuah warung soto boyolali,
mangkok putih berlogo ayam jago merah iri
karena ia tak sanggup menampung tangis awan
seperti yang dilakukan laut selama ini.

ia kecil, hanya mampu menampung kuah soto
yang disajikan bapak-bapak tua berkumis lengkung
seperti pelangi setelah hujan undur diri.

tapi, bagaimanapun ia tetap bersyukur.
sebab tangis awan terasa asin di wadahi laut,
sementara kuah soto—yang juga dibuat dari tangis
awan—terasa lebih nikmat di wadahinya sendiri.

Depok, 27/12/19

25 Des 2019

TAFSIR DAN KRITIK DI PINGGIR JALAN, STASIUN TEBET

: Dwiky Arsa
di pinggir jalan dekat stasiun itu,
kita pesan dua piring makanan.
berisi nasi yang digoreng dengan
pikiran anak-istri lapar di rumah;
dibumbui rempah yang ditumbuk
dengan tekanan hidup keras
seolah tak pernah ada habisnya.

di bangku kecil dekat gerobak itu,
kita menikmati dua porsi puisi.
berisi jalanan panjang ibu kota,
trotoar kehidupan kita, sampai
gang-gang sempit menuju istana;
dibumbui usik yang ditumbuk
dengan asik deru mesin angkot
dan asap dari cerobong doa
yang tak pernah ada hentinya.

kita menafsir dan mengkritiknya
sekaligus, di tempat umum itu.
sedang orang-orang datang dengan
tafsir dan kritik masing-masing.

Tebet, 25/12/19

24 Des 2019

CUCI MULUT

di sebuah warung pencuci mulut.
ada yang mendekap dinding
yang masih berkulit batu bata—
saling susun-menyusun.
sebuah papan hitam persegi panjang
seukuran cermin kaca di kamar kita
menggantung di sana.
ada tiga baris frasa: yourhate,
makesme, stronger; bencimu
buatku lebih kuat
, terjemah sekenaku.

Cuci Mulut, 24/12/19

23 Des 2019

DI SINI, DI SANA

di sini ruang makin sempit
di sana napas sesak terjepit
udara mengelak hirup
jantung menolak degup

di sini seakan hasrat menetap
di sana pelukan berat mengharap
nada merobohkan iramanya sendiri
rima merebahkan puisi jadi sepi

di mana saja,
mendesak rasa.

Jakarta, 23/12/19


21 Des 2019

UNTUK HIDUP

hidup ini keras, kawan.
seperti gumpalan batu
di kepala kita masing-masing;
hasil endapan pemikiran sampah
bertahun-tahun dijejalkan paksa.

pecahkan saja, kawan.
seperti kuli batu
di gunung-gunung besar;
menguji daya-upaya
bersikeras untuk hidup.

Roemah, 21/12/19

20 Des 2019

UIGHUR KAMI

"Ya Allah, berikanlah kemudahan bagi
saudara-saudara Uighur kami," tulis Khabib.

dan rawat hati mereka,
tumbuhkan sabar yang subur.
libatkan doa-doa yang lebat.
kaitkan pada yang kuat.
dan angkat mereka
pada derajat takwa
yang tinggi.

Jakarta, 20/12/19


19 Des 2019

MEREDAM DEBAR

padaku kau suka mengeluh,
mengapa udara begitu dingin.
sekarang aku ada di dekatmu,
membawakan peluk dari jauh.

padaku kau sering menanya,
kapan hujan deras reda.
sekarang aku ada di sisimu,
membawakan rengkuh dari rantau.

padamu aku selalu meminta,
tunggu aku dengan sabar.
ada jarak harus mengaku kalah,
sementara hati harus meredam debar.

Jakarta, 19/12/19


18 Des 2019

BERITA PENTING TENTANG SNEAKERS YANG BERLUMPUR

"Penajam Paser Utara - Cuaca terpantau hujan

Sedang kami tertimpa lumpur sampai kubur.

Lokasi peninjauan terletak di Kecamatan Sepaku,

Dan payung milik kami tak lagi teduh.
Justru dibuat agar kami tertuduh jadi musuh.

Selain hujan, jalan di lokasi berlumpur.

Harga diri kami mungkin tak semahal sepatu bapak.
Tapi juga tidak bisa dibeli dengan janji-janji manis
yang disulap jadi kartu sakti yang mistis.

Saat melihat pemandangan dari bukit,

Jangan lupa bersihkan kami juga
dari kemiskinan, kezaliman, ketidakadilan,
ketertindasan, kesewenang-wenangan
yang sepertinya memang diagendakan.

Wilayah yang ditinjau Jokowi nantinya

Sedang kami di Tamansari digusur paksa:
hancur rumah-rumah, juga tempurung kepala
beberapa dari kami yang tak bersalah.

"Yang akan dikerjakan terlebih dahulu yaitu

Saran kami: bangun nurani dan akal sehat lebih dulu.
Sebelum mereka tidur dan tak bangun-bangun
untuk selamanya, sampai ibu kota negara
berpindah-pindah ke hutan antah-berantah.

Jakarta, 18/12/19

16 Des 2019

JAM TANGANMU YANG KUNING ITU

dengar detak jam yang kaulingkarkan
pada sebatang tangan kecilmu itu.
ada dialog kita mengabadi di sana.
berputar-melingkar, meski tak tertakar;
berdetik-merintik, meski tak terbisik.

lihat gerak tubuh jam yang meliuk-liuk
pada gelanggang tempat ia berjuang itu.
ada jejak kita tertinggal di sana.
berbekas-menegas, meski tak bebas;
bersikeras-menggegas, meski tak tandas.

perhatikan lagi jam tanganmu yang kuning itu.
ada udara yang belum pernah kita hirup di sana.
ada laut dan langit yang jauh
tak pernah terjangkau oleh mimpi-mimpi kita.

biar ombak mengarak kita pulang.
biar awan menggalang tangis-menepis.

kita seperti ombak yang tak sampai pada tepi.
kita serupa awan yang hanya tertahan pada mendung.

Depok, 16/12/19

14 Des 2019

KE MANA PERGINYA BULAN

sehabis ditusuk ilalang itu,
jatuh bulan di mataku.
air matanya dibuat mandi.
disikat gerigi cahaya remang,
dikeramas kepala gamang.
dan disabun tubuh bimbang.

sehabis kutawarkan sehampar selimut,
berangsur ia menyusut di ujung langit.
ilalang bertanya padaku:
ke mana perginya bulan?
mataku terus menatap langit kosong itu.
ke mana perginya bulan?
ilalang masih bersikeras.
aku dengan langit bersitatap,
lalu dengan pelan menggumam:
barangkali, ia butuh waktu untuk pulih.

Depok, 14/12/19

SEPATU KECIL

sepatu kecil yang hancur dilumat jeruji ban sepeda tua bapak waktu itu, entah bagaimana perasaannya. pasti hatinya kecewa atau sakit seperti hati bapak ketika dagangannya tak ada yang laku setelah seharian berkeliling dari satu gang ke gang lainnya, dari satu pagar sekolah ke pagar sekolah lainnya.

sepatu kecil yang hancur dilumat jeruji ban sepeda tua bapak waktu itu, entah bagaimana pikirannya. pasti harapannya remuk seperti harapan saya saat tahu bahwa hati bapak sakit ketika dagangannya tak ada yang laku setelah seharian berkeliling dari satu gang ke gang lainnya, dari satu pagar sekolah ke pagar sekolah lainnya.

Depok, 14/12/19


13 Des 2019

SEPIHAK

sepi adalah hak—
untuk sendiri.

Jakarta, 13/12/19

MALAM MENYAMAR PAGI

pagimu yang hinggap di jendala kamar kemarin,
sebenarnya bukan pagi yang biasa kautangkap.
pagi kemarin adalah malam yang menyamar pagi.

sekian lama ia merindui sinar mentari
di balik diam yang gelam. ia ingin merasai
sinar mentari itu tumpah di tubuhnya.
ia ingin kuyup dan menyatu bersamanya
dan tidak sekadar melihatnya
dari pantulan tubuh bulan.

Jakarta, 13/12/19

11 Des 2019

MENYAKSIKAN NENEK DIRAMPAS NYAWANYA

menyaksikan nenek dirampas nyawanya di pembaringan,
dibekap infus dan selang-selang menjuntai merangsek daging;
seorang dokter dengan alat kejut listrik yang berkali-kali
didekapkan ke dada nenek yang mengarah ke jantungnya,
beberapa perawat yang merubung. aku lemas, tak terima,
tapi juga tak bisa melawan. seperti orang yang dititipkan
sesuatu padanya, lalu diminta lagi oleh ia yang punya hak.

Jakarta, 11/12/19


9 Des 2019

BULAN YANG KEHILANGAN CAHAYA

subuh tadi, bulan tepar di atas sajadah. semalaman ia begadang keliling kampung sawah. Katanya, ada maling yang mencuri cahaya. tiba-tiba berbagai bintang samar jadi nampak binatang. mendadak rumah-rumah warga yang biasanya penuh disawang dari atas, jadi nampak suwung tidak ada bekas.

sementara bulan terus mencari dengan membawa senter di tangannya. ia mencari ke hutan, ke rawa-rawa, ke atap rumah-rumah, sampai ke langit-langit kamar beberapa warga. tetapi, tetap saja tidak ditemukan, bahkan sekadar jejaknya saja juga tidak ada. hingga di ujung malam, ia menyerah. ia mengambil air wudu dan salat tahajud dengan rakaat yang panjang.

dari matanya, kilau air mengalir membanjir sekujur badan. deras sekali seperti banjir bandang dan hujan lebat yang mengekalkan kenangan. sekali-kali ia menengadah tangan ke langit, tempat biasa ia berjaga. ia ingin hinggap di sana lagi dengan sorot mata yang terang seperti pada mulanya ia naik.

dan Tuhan mengabulkan. Meminjamkan sinar matahari yang terang, agar bulan kembali berjaga di langit malam dengan tenang.

Jakarta, 09/12/19

TAKIR

Esok peringatan maulid Nabi.
Ibu-bapak guru mewanti-wanti
agar kami tak lupa mengenakan busana muslim
dan membawa takir dari rumah.

Pagi-pagi sekali, ibu menanak nasi.
Lauknya pun istimewa:
telor ayam didadar dan mie instan dikecapi.
Dibungkusnya nasi dan lauk itu dengan besek,
lalu takir siap dimasukkan ke dalam kresek.
Berangkatlah kami ke sekolah
dengan riang menari sambil bernyanyi.

Sesampainya di sekolah,
kami dikumpulkan di satu ruang kelas bersama.
Berdoa kepada Allah dan mengirim selawat kepada Nabi.
Merayakan hari bahagia itu
dengan simpul senyum yang amat lugu.
Tanpa gerutu, tanpa malu.

Rampung acara,
takir yang dibawa ditukar dengan takdir.
Dinikmatinya takdir masing-masing itu
dengan lahap tanpa nyinyir.

Depok, 09/12/19

8 Des 2019

PENDATANG BARU

ketika ada seseorang
bertanya kepadamu,
apakah akan selalu kaujawab:
maaf, saya pendatang baru.

sampai kapan terus begitu?

Depok, 08/12/19
*Koba Coffee and Eat

7 Des 2019

JAM DINDING

Jam dinding menggantung di kepala—
detaknya di jantung mengusung udara.

Tiap kali jam dinding yang menggantung
di kepala itu habis daya, kami habis usia—
sampai datang lagi rahmat dan rezeki-Nya.

Depok, 07/12/19

TINGGAL HITUNGAN HARI

Tinggal hitungan hari, aku tidak lagi di sini. Pasti ada banyak hal yang bakal kurindui. Seperti waktu itu, lampu kota yang mati dan lilin yang sulit dicari; peristiwa menemukan tai kucing di atas kasur yang bau sepulang kerja; pencarian makan malam yang ngeri—hanya ada dua pilihan terdekat: nasi goreng atau mie instan yang tidak sehat tapi tetap nikmat; kran air yang bocor, yang semburat mengguyang badan; sumur air yang kering; binatang-binatang hamil yang datang ke kontrakan; Kucing yang liar dan jinak; ayam tetangga yang bertelur di halaman depan, mengerami berhari-hari, hingga menetas dan sekarang oleh induknya sering diajak jalan-jalan tiap pagi—ya, walaupun cuma muter-muter di situ-situ saja; dan pohon rambutan yang tumbuh besar tepat di depan halaman; juga pagar hitam yang diam; serta hal-hal lainnya yang lenyap dan tidak bisa disebutkan dengan nama lagi.

Terakhir, kau adalah hal yang tidak cuma bakal kurindui. Tetapi, kau adalah hal yang juga bakal abadi di tiap detak jantung dan tiap detik jam yang menggantung.

Depok, 07/12/19

MENYENTUH

maaf,
kita bukan
mahram.

Depok, 07/12/19

5 Des 2019

MEDIA SOSIAL, 2

instagram semesta kita,
lini masa galeri foto-foto
ihwal berdua.

facebook rumah kita,
dinding ratapan buku harian
pikiran intim kita.

twitter media siar kita,
papan putih laporan
momen bersama.

Jakarta, 05/12/19

MEDIA SOSIAL, 1

facebook: ada pikiran?
twitter: ada keributan?
tumblr: ada apa saja?
instagram: pamer apa?

Jakarta, 05/12/19

FOTO

kau ibarat foto,
diunggah Tuhan di instagram.
lewat lini masaku—
aku suka. kuketuk hati
berkali-kali, andai bisa.

Jakarta, 05/12/19

4 Des 2019

NYERI

gejolak apa dalam dada.
seperti dering alarm
telepon genggam tak mau diam.
getarnya sampai di ubun-ubun kepala,
jatuh mengusik pikiran,
menjalar ke seluruh badan,
menjadi nyeri-nyeri
yang ngeri.

Jakarta, 04/12/19

3 Des 2019

KANTOR PENERBITAN

: Mas Budi, Mas Didit
di sebuah kantor penerbitan buku
pada malam hari. sepi seperti kuburan.
mendadak buku-buku seperti tumpukan
batu nisan dengan nama-nama orang
yang acak. sementara kami bertiga
seperti mayat hidup yang sibuk
hanya untuk menggambar bentuk
liang kubur, menamai nisan,
dan mendesain tata letak kata
di depan monitor tanpa
pelantang suara di telinga.

Jakarta, 03/12/19

2 Des 2019

FENOMENA ALAM SEBELUM MERANTAU

mendung itu menggumpal di pelupuk mata ibu,
setelah laut di kepalamu meluap
dan menguap ke langit atap.

dan sahutan petir bagai hukum cambuk-deraan
sepasang manusia ingkar merobek kulit,
menjadikan hati ibu cemas nan sakit.

sementara dari arah laut bertiup angin
membawa langkahmu menjauh dari pintu;
juga dari hadapan ibu. seketika mendung
yang menggumpal itu jatuh
menjelma hujan lebat di tebing pipi ibu.

di tikungan badai, ibu melihatmu lenyap
tanpa kata yang mampu meredakan tangis.
berat ibu melepas dekap bagai separuh tubuh
harus rela lumpuh karena sakit yang mengikis.

Depok, 02/12/19

1 Des 2019

TITIMANGSA DESEMBER

desember lahir dan mukim
di bawah teduh puisi yang kautulis—
mulai hari ini sampai sebulan ke depan
—sesudah nama tempat, nama hari,
angka tertanggal, dan sebelum tahun keberapa;
dengan tema apa saja dan di platform mana saja,
ia tersemat. bahkan pada gawai di jam pengingat,
sampai stiky notes yang kaurekat pada halaman
depan laptop hasil endorse-an yang kaudapat;
ia tinggal dan hidup di mana-mana.
sampai pada ajalnya, bebunyian terompet
dan letusan petasan di udara—
dibarengi sorak-sorai milyaran mulut manusia;
juga ucapan selamat—mengantarnya pada kiamat,
dan ia tamat sebagai kenangan
yang pernah beralamat.

Depok, 01/12/19

30 Nov 2019

KAMPUNG KANDANG, JAGAKARSA

mata saya berjaga malam ini. telinga saya dengar kabar
kalau kepalanya sedang sibuk gali lubang di gunung batuan.
padahal mata saya baru saja pulang dari angkringan—
niatnya biar tidak cuci mata di timeline terus-terusan.

kumpul bareng kawan-kawan sungguh menyenangkan.
meski jarang-jarang keluar rame-rame buat makan.
sepertinya itu terakhir kalinya sebelum saya benar-benar
dibawa pulang ular besi dari stasiun pasar senen
menuju kampung halaman. tetapi tetap saja.
mata saya harus tetap berjaga dan terjaga.
sebagaimana perasaan saya padanya:
tetap terjaga.

Depok, 30/11/18

28 Nov 2019

TANGAN RANJANG

ada seorang bujang dibujuk malam
di tangan kanannya bernyanyi gawai
tangan kirinya menggenggam dendam 
di sudut ruang ada tangan ranjang melambai

Jakarta, 28/11/18

HADIAH PERASAAN

: Sha

saat hari lahirmu tiba,
jangan harap apa-apa dari saya.
saya tidak punya apa-apa:
sepotong kue enak untuk kaumakan,
senyala lilin untuk kautiup, bahkan
sebuah lagu untuk kaunyanyikan;
aku tak punya. aku tak ada.
tapi jika kauminta satu saja dari saya,
dan tidak ada toleransi apa-apa,
saya akan berikan satu hal mewah;
yang saya punya, satu-satunya:
perasaan saya.

Jakarta, 28/11/18

INSTAGRAM

instagram adalah lapak yang strategis
bagi rupa dan senyum yang dibuat-buat manis
instagram adalah etalase hidup keseharian
bagi mereka yang pura-pura hidup berkemewahan

Jakarta, 28/11/18

KICAUAN DI TWITTER

beberapa kata terketik cepat
mengantarkan kabar angin
pada mereka yang kemasukan
angin-angin yang kesurupan
karena tweet yang sepi
tak kunjung ramai dinyinyiri

Jakarta, 28/11/18

27 Nov 2019

MEMESAN TAKDIR

tidak ada takdir dapat kaupesan
kecuali rayumu masuk dekapan
dengan upaya dan doa-doa

tidak ada surga dapat kauhuni
kecuali godamu sampai hati
dengan zikir dan amal diri

Jakarta, 27/11/19

26 Nov 2019

PITA SUARA DAN KENDANG TELINGA

rindu bunyi
hasil dari getar
pita suaramu;
merambat lewat
gelombang suara
dan pada akhirnya
tiba di kendang
telingaku.

Jakarta, 26/11/19

SEPOTONG HATI

pada chairil aku mengenal aku
seekor binatang jalang yang hidup
hanya untuk menunda kekalahan

pada sapardi aku mengenal hujan
sesosok gadis kecil yang hidup abadi
diseberangkan waktu yang fana

padamu aku mengenalmu
sepotong hati yang hidup
meski kalah dan tak abadi

Jakarta, 26/11/19 



 

24 Nov 2019

MEMINJAM SESUATU

bagaimana perasaanmu,
meminjam sesuatu terlalu sering
hingga suatu ketika hilang sesuatu itu
dan kau dituduh menghilangkan sesuatu itu
padahal yang menghilangkan bukan dirimu?

aku pernah, dan ...
cukup sakit. dan ...
tak lagi-lagi mau
meminjam.
apa pun itu
juga hatimu.

Depok, 24/11/19

INDEKOS

setiap kali lewat
di depan sebuah indekos,
aku selalu teringat kamu:
apakah masih ada
kamar kosong di hatimu?

Depok, 24/11/19

SONDIA

Sondia,
entah siapa dia
kudengar sebagai manusia
yang sepi dari ramai bumi
lagu-lagunya indah
meski tak mengerti artinya,
aku suka suasananya—
sepi jadi ramai di hati

Sondia,
entah apa dia
kulihat bukan apa-apa
yang lahir dari nada dan irama
suaranya merdu jadi syahdu
meski tak mengerti maknanya,
aku suka ketukannya—
lembut terasa di hati

Sondia,
kuputar-dengar berkali-kali
tidak pernah pusing
tapi ada yang asing—
makin kunikmati,
makin sesak di hati
ternyata ada yang kurang:
tidak ada dia di sini.

Margonda Raya, 24/11/19
*MUG Authentic Coffee Atjeh

22 Nov 2019

SAYA INGIN JADI LEBAH

saya ingin jadi lebah
terbang-hinggap-pulang
membangun berkah

saya ingin jadi lebah
tidak membunuh bunga
tapi menumbuh buahnya

saya ingin jadi lebah
kerja baca-kutip-tulis
adalah upaya

Jakarta, 22/11/19

LANGIT

dari pintu itu kita hidup
udara-udara kita hirup
kita ketuk tiap gugup
selalu saja tak cukup

Jakarta, 22/11/19

21 Nov 2019

AMBYAR

segala jejak hilang
semua di kepala buyar
hidup terasa melayang
hati kita yang ambyar

#kamisambyar
Jakarta, 21/11/19

20 Nov 2019

PULANG

pulang saja,
tidak ada yang cegah—
melainkan dirimu
sendiri.

Jakarta, 20/11/19

18 Nov 2019

RUMAH TERBAKAR

sore tadi,
ada rumah terbakar.
api-api sulit padam.
angin merawat api,
sementara air-air
tak mau meredam.

nasib rumah itu
seperti hati di tubuhku.
asmara sulit padam.
kau merawat asmara itu,
sementara naluri
tak mau meredam.

Jakarta, 18/11/19

17 Nov 2019

15 Nov 2019

SENDIRI

berdiri sendiri memang letih.
saling menguatkan berdua
jauh lebih baik, barangkali.

Depok, 15/11/19

14 Nov 2019

BENANG KUSUT

benang kusut di kepala
memanggil kau lekas tiba
urai, urai segera
usai, usai kita

Jakarta, 14/11/19

13 Nov 2019

DALAM KUBUR

di dalam kubur kau sendiri
tanpa teman atau kekasih
sepi jadi latar yang senyap
sementara di ujung kau gagap

Jakarta, 13/11/19

ENDAP

Mengendap saja.
Tak apa. Besok-besok
menyublim ke udara.

Jakarta, 13/11/19

11 Nov 2019

LAHIR DAN MATI

lahir dan mati adalah pintu
menuju dunia lain yang baru
dalam rahim kau menunggu
dalam bumi kau juga menunggu
—mengetuk pintu dan ragu

Jakarta, 11/11/19

9 Nov 2019

AKHIR PEKAN

akhir pekan,
pekan yang berakhir.
akhir hayat,
hayat yang berakhir.
akhir kata,
Wasalam.

Depok, 9/11/19

5 Nov 2019

MATI DAN TERKUBUR

ada yang mati dalam kepalamu
seseorang yang kauhidupi dulu
dengan peluk melingkar dari belakang
dengan kecup menguncup dari depan

ada yang terkubur dalam benakmu
seseorang yang kaumatikan dulu
dengan rasa yang niat kauabaikan
dengan hati yang sengaja kaupatahkan

Jakarta, 05/11/19

4 Nov 2019

SUMUR, 2

di rumah, sumur masih kering
entah apa yang merasukinya
setan kehausan menghabiskannya
menyedot air tanpa sisa

kemarau panjang melanda tubuh
bibir pecah-pecah mata memerah
tapi setibanya kau di ujung jalan
dahagaku hilang, tiba musim penghujan

Jakarta, 4/11/19

3 Nov 2019

MATINYA MALAM, PAGI, DAN SIANG

bila malam mati di hadapanmu,
apakah pagi lekas kausuruh
datang untuk menguburkannya?

bila pagi pun mati sebelum tiba,
apakah siang juga akan kausuruh
hadir di pemakaman malam dan pagi?

bila siang dicabut nyawanya,
apakah sore akan kau jemput
untuk lekas menggantikannya?

Depok, 03/11/19

1 Nov 2019

NOVEMBER 2019

november tiba di pelupuk mata.
meneror jiwa dengan garis mati
di ujung kalender tahun ini.

mendadak beku di kepala.
ada segumpal afeksi tak bisa mencair.
ada sebongkah perayaan tertunda.
semacam hujan tertahan di balik awan: mendung.
seperti halnya kita yang terjeda waktu
dan tersekat jarak: tak bisa memeluk temu.

kaki tersandung, bahagia terbendung.

Depok, 01/11/19

29 Okt 2019

SUMUR, 1

sumur kita kering
hujan tak turun-tangan
mendadak ada yang asing
doa melangit menembus awan

Jakarta, 29/10/19
*mengungsi di kantor

27 Okt 2019

JEDA

butuh jeda
hujan yang deras.
biar hilang jejak janji,
yang diingkari terik-panas.

Depok, 27/10/19

10 Apr 2019

CAMBUK NASIHAT PADA BILANGAN 24


Dua puluh empat, bukan lagi angka yang sedikit. Harusnya ada kedewasaan yang tumbuh di dalamnya. Harusnya ada ilmu yang menjaganya. Dan mestinya sudah ada jejak panjang zikir di tiap tapak kakinya. Namun, saya yang hari ini berada di bilangan itu, merasa belum memiliki nilai-nilai itu. Maka, barangkali saya perlu mengirimkan surat teguran atau semacam cambuk nasihat untuk diri sendiri.

Dear, Agoy Tama.
Di sana, semoga baik-baik saja.

Apa kabar hatimu yang selalu berdebar berupaya untuk tetap tegar? Semoga ada saja yang selalu mampu membuatmu kuat. Dan bila tidak ada, ingat bahwa selalu ada Allah yang tidak pernah tidak memberikan nikmat. Kau tahu, hari ini adalah bagian dari nikmat Allah yang kau dapat. Bersyukurlah, kau masih sempat merasakan genap di usiamu yang ke-24.

Setiap tahun, kau selalu merasa bahwa 10 April adalah hari yang biasa-biasa saja. Tidak perlu ada yang dirayakan. Tidak perlu ada acara tiup lilin. Tidak perlu ada kado dan ucapan “selamat” dari orang-orang. Kau selalu begitu. Hanya saja, yang tidak pernah terlewatkan, kau selalu berdoa untuk menjadi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Itu saja, sudah lebih dari cukup, katamu.

“Hidup senantiasa berulang,” itu yang kau yakini selama ini, bukan?
Sebuah keyakinan yang tidak semua orang mau untuk menerimanya begitu saja. Tetapi, kau selalu percaya bahwa hidup memang berulang. Itu yang kau tuangkan dalam dirimu untuk memaknai arti kata “waktu” yang sesungguhnya.

Bagimu, waktu yang ada di dalam hidupmu itu senantiasa berulang. Akan ada saatnya seseorang berada pada satu titik mula, kemudian menuju titik yang lain, dan pada akhirnya kembali lagi. Mungkin hari ini mereka bahagia, namun waktu berputar, mereka menderita, dan waktu tetap berputar; dan kelak, pada akhirnya mereka akan kembali pada titik bahagianya lagi. Sebab, waktu senantiasa berputar dan kembali kepada titik semula dan seterusnya. Begitu arti kata “waktu” yang selalu kau genggam erat di tangan kirimu.

Banyak hal yang harus kau ingat-ingat kembali di ruang kepalamu itu. Seperti patah hatimu pada bilangan 22 menuju 23 waktu itu. Patah hati yang meremukkan segala mimpi-mimpi yang sedang kau upayakan untuk mewujud nyata. Patah hati yang menjadikanmu lemah dan berjalan seolah tidak lagi bernyawa. Patah hati itu yang membuatmu hilang arah dan tersungkur dalam kubang kepayahan. Ah, memang tidak ada habisnya membahas keterpurukkan lama yang sejatinya tidak begitu berguna—justru kadang menambah berat langkah saja. Sepertinya tidak perlu lama-lama kau ingat peristiwa itu. Ambil hikmahnya saja. Sekarang, coba ingat ingat hal lain yang barangkali mampu menjadi cambuk nasihat yang mengantarkanmu pada diri yang lebih baik dari sebelumnya.

Pada bilangan 21 waktu itu, kau pernah mengirimkan pesan singkat kepada orang tuamu. Kau menyesali semuanya. Kau meminta maaf atas segala khilaf dan salah yang kau perbuat di dalam keluarga. Kau menyampaikan apa yang tidak pernah sampai sebelumnya di telinga orang tua yang membesarkanmu. “Maaf, usia sudah segini tapi belum bisa ngasih apa-apa,” pesanmu di perantauan waktu itu.

Lagi, pada bilangan 22 kau menggelarkan 5 mimpi yang akan kau kejar di tahun itu. Namun, tidak semuanya mampu terkejar. Entah, karena kau malas berdiri atau lelah berlari. Namun, pada bilangan 23 tahun lalu, kau mengaca dalam-dalam. Melihat diri, mengoreksi, dan merenungi seluruh apa yang sudah kau ikhtiarkan. Rupa-rupanya, kau harus menyadari bahwa mimpi itu bukan untuk dikejar sampai dapat, tetapi mimpi adalah “daya” untuk terus berlari sampai tiba di liang lahat. Maka, teruslah bermimpi. Meski berat, itu cukup untuk membuatmu terus berlari.

Terakhir sebelum menutup surat ini, kau harus menyampaikan banyak terima kasih kepada siapa saja yang telah mengantarkanmu pada titik ini. Jika belum bisa menjadi yang terbaik, setidaknya bisa memberikan sesuatu yang lebih baik untuk mereka. Silakan, ada ruang untukmu mengalirkan perasaan-perasaan yang boleh jadi telah lama kau simpan!

***

Terima kasih telah memberi saya ruang. Saya akan memenuhinya dengan rasa terima kasih kepada banyak orang. Tentu setelah rasa syukur saya kepada Maha Cinta yang memberi saya banyak cinta di hari-hari sebelumnya sampai hari ini. Kepada Maulana Muhammad Rasulullah yang memberikan dekap hangat di seluruh semesta ini. Kelak, semoga ada ruang temu yang menyatukan saya dan engkau, ya, Rasul! Saya rindu.

Saya tidak akan pernah ada jika tidak ada dua manusia yang saling mencinta dan berjuang bersama. Kepada orang tua saya, terima kasih; sejak lahir hingga sebesar ini, saya masih sering “digendong” mereka (untuk) ke mana-mana. Lagi-lagi saya harus meminta maaf karena belum mampu membahagiakan mereka seutuhnya. Atas khilaf dan salah, biarkan pudar dihantam terik upaya saya untuk mengangkat bahagia terbit di mata mereka. Sejatinya kata-kata tidak pernah cukup. Kelak, saya akan pulang membawa bukti dan menunjukkan bakti. Doakan saya jadi lebih baik di tanah rantau. Kini jarak memang lebih jauh, tetapi semoga rasa kasih sayang tetap utuh.

Kepada guru-guru saya. Terima kasih telah mengajarkan saya tentang hidup. Perihal hakikat manusia ada, tentang tujuan di dunia, dan akan ke mana manusia setelah mati. Semua itu yang sejatinya mengubah sudut pandang saya memaknai hidup.

Kepada teman-teman saya, semuanya. Terima kasih telah menjadi teman tumbuh dalam segala hal. Benar kata kalian: sendiri itu nggak asyik, susah jadi baik!

Kepada orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih sudah ada dan menjadi “monumen” terbaik dalam perjalanan hidup saya. Kelak, jika saya tidak melihat kalian surga, saya orang pertama yang akan mencari kalian dan menjadi saksi bahwa kalian adalah orang baik. Namun, jika saya yang tidak bersama kalian di surga, saya mohon untuk mencari dan memohonkan ampun untuk saya agar saya bisa merasakan nikmatnya surga bersama kalian. Yang baik, memang akan selalu bertemu dengan yang baik. Semoga ada jumpa-jumpa istimewa di teduhnya naungan surga!

***

Begitulah perasaan dan doa-doamu mengudara ke langit. Semoga kelak menjadi butir-butir hujan yang mengapus rasa sakit. Ingatlah selalu kata-katamu sendiri, bahwa doa adalah kata-kata yang berdaya.

Depok - Jakarta Selatan, 10 April 2019
Dua tahun terakhir yang berharga:
Pada Bilangan 22
Pada Bilangan 23

1 Apr 2019

APRIL ADALAH RUANG TAMU



kalender berjalan sangat cepat
jarum jam berputar amat lesat
ada yang tertingal di hari lalu
ada yang tertanggal di hari depan

januari itu hanya pintu masuk
februari serupa kamar kecil bercat merah
maret itu hanya lorong dapur yang lapuk
sementara april adalah ruang tamu yang megah

sekarang aku sedang duduk di ruang tamu itu
menunggu hidangan dari tuan rumah yang ramah
aku pesan beberapa makanan dan segelas susu
merayakan hari tua yang tak lama lagi akan tiba

Depok, 01/04/19

30 Mar 2019

PAMIT

Saya pamit, ya.
Di luar sana, ada napas yang harus dihembus lebih lekas.
Ada bekas yang harus dihapus lebih tuntas.
Jaga hatimu, jangan sampai ada yang tinggal selain aku.

Depok, 30/03/19

28 Mar 2019

BUNGA-BUNGA RENJANA

"sudah, tidak bisa berkata-kata.
cukup bergemuruh dalam hati saja."
"jangan dipendam, nanti jadi jerawat!"
"memang seharusnya aku pendam saja,
aku sirami dengan doa-doa,
aku pupuk dengan kerja rasa,
dan aku tunggu tumbuh dewasa
hingga mekar bunga-bunga renjana."

Depok, 28/03/19

14 Feb 2019