25 Des 2019

TAFSIR DAN KRITIK DI PINGGIR JALAN, STASIUN TEBET

: Dwiky Arsa
di pinggir jalan dekat stasiun itu,
kita pesan dua piring makanan.
berisi nasi yang digoreng dengan
pikiran anak-istri lapar di rumah;
dibumbui rempah yang ditumbuk
dengan tekanan hidup keras
seolah tak pernah ada habisnya.

di bangku kecil dekat gerobak itu,
kita menikmati dua porsi puisi.
berisi jalanan panjang ibu kota,
trotoar kehidupan kita, sampai
gang-gang sempit menuju istana;
dibumbui usik yang ditumbuk
dengan asik deru mesin angkot
dan asap dari cerobong doa
yang tak pernah ada hentinya.

kita menafsir dan mengkritiknya
sekaligus, di tempat umum itu.
sedang orang-orang datang dengan
tafsir dan kritik masing-masing.

Tebet, 25/12/19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar