15 Agu 2018

DI BALIK TERJADINYA BENCANA ALAM SEMESTA



/1/

guncangan gempa semesta,
debar-debur ombak laut yang tumpah,
dan gejolak alam lainnya;
bukan semata-mata terjadi tanpa sebab dan hikmah.

sebagaimana amirul mukminin,
sayyidina ‘umar ibn al-khaththab, mengetukkan tongkatnya ke bumi—
kala guncangan gempa semesta itu terjadi di negerinya, madinah—
lantas berkata: “wahai bumi adakah aku berbuat tak adil?”
sejurus kemudian kembali berkata dengan lantangnya:
“wahai penduduk madinah, adakah kalian berbuat maksiat?
tinggalkan perbuatan itu, atau aku akan meninggalkan kalian!”
begitu, disampaikan ibnu hajar al-asqalani, dalam fathul baari’, ix/244.

tetapi, masih banyak yang keras hati dan keras kepala berkata:
“tak perlu kaitkan gempa dengan maksiat dan azab Allah!”
“ini murni fenomena alam yang sedang tak baik-baik saja!”
“barangsiapa yang kaitkan gempa dengan maksiat
sesungguhnya dialah orang yang paling bodoh!” dan seterusnya ...

seakan-akan pemikiran seperti itu memang benar adanya,
setiap bencana yang terjadi memanglah sebuah fenomena alam;
namun, apakah benar semua itu hanya sekadar fenomena alam biasa?
jika benar begitu, mengapa reaksi khalifah ‘umar ibn al-khaththab
sampai begitu gusar pada dirinya sendiri dan penduduk madinah?
bahkan ia akan meninggalkan semua penduduk madinah
bila mereka tak mau meninggalkan kemaksiatan mereka.

lantas, sebenarnya ada apa di balik terjadinya berbagai bencana alam
yang Allah timpakan kepada hamba-nya?


/2/

apa benar, kita sudah menjadi manusia yang benar-benar
sudah menggunakan pendengaran kita dengan benar?
apa sungguh, kita sudah menjadi manusia yang sungguh-sungguh
sudah menggunakan akal kita untuk memikirkan tentang segala sesuatu?

“sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
al qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kiab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
dalam quran surat yusuf 109-111.

lihatlah bagaimana ketika kaum nuh binasa diterjang banjir besar
akibat mendustakan nuh dan mengingkari seruannya

saksikanlah bagaimana ketika kaum luth hancur dihujani batu
akibat mendustakan luth dan mengingkari seruannya

renungkanlah bagaimana ketika kaum ‘ad musnah dihempas angin kencang yang dingin
akibat mendustakan hud dan mengingkari seruannya

lihatlah bagaimana ketika kaum tsamud mati bergelimpangan
ditimpa suara keras yang mengguntur
akibat mendustakan shaleh dan mengingkari seruannya

saksikanlah bagaimana ketika firaun dan pengikutnya binasa ditelan lautan
akibat mendustakan musa dan mengingkari seruannya

renungkanlah, saat ini, mengapa semua ini terjadi?
apakah kita telah mendustakan muhammad dan mengingkari seruannya?

Malang, 15/08/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar