24 Okt 2018

CARA MENGHORMATI YANG BENAR DAN KEDUNGUAN YANG SEMARAK





: sebuah puisi protes terhadap pernyataan ketua umum GP Ansor
dan panglima tertinggi banser, Yaqut cholil Qoumas, tentang bendera tauhid
dan kutukan terhadap perbuatan oknum banser yang membakar bendera Ar-Royah


Kalau cara menghormati yang benar adalah dengan cara membakar;
betapa sabarnya Namrud kepada Ibrahim?

Kalau cara menghormati yang benar adalah dengan cara membakar;
betapa mukhlisnya Aswad Al-Ansi atas perlakuannya kepada Abu Muslim Al-Khaulani?

Padahal Namrud itu raja yang angkuh, sesat, ingkar, dan kufur nikmat.
Sementara Aswad Al-Ansi adalah pembohong besar, nabi palsu,
yang mendaku utusan Tuhan dari negeri Yaman.

Kalau cara menghormati yang benar adalah dengan cara membakar;
betapa terhormatnya kayu bakar, rokok, sumbu kompor, termasuk kalori
dan semangat butamu membela bendera ormasmu itu!

Logika sesat seperti ini tak perlu dilestarikan;
sebab, hanya kedunguan yang mampu menciptakan.

Untuk melihat kebenaran, cukuplah menengok hati kecilmu;
mensyukuri nikmat dengan cara menggunakan akal sehat.

Bagaimana pun, membakar bendera bertuliskan kalimat Tauhid
dengan dalih penyelamatan adalah tindakan bodoh—
hasil kolaborasi antara semangat buta dan kebencian yang menguasa.

Apalagi dianalogikan dengan kasus sobekan ayat Qur’an;
yang adabnya memang harus dibakar karena takut tercecer
dan terinjak—begitulah cara memuliakannya.

Lantas, apakah beradab jika yang dibakar itu
adalah Al-Quran yang utuh—dengan dalih memuliakannya?

Yang kau bakar itu kalimat Tauhid yang utuh; bukan sobekan!
Lantas, mengapa kau bakar ramai-ramai?
Seperti sedang merayakan kekalahan musuh bebuyutan;
Semacam ritual kemenangan suatu persaingan.

Ah, kedunguan semakin semarak hari ini;
dirayakan di hari-hari besar nasional,
dihayati di lapangan-lapangan upacara bendera,
bahkan dibagi-bagi di gedung-gedung istana negara.

Lantas, mau dibawa ke mana akal sehat dan hati nurani kita?
Semoga Allah memuliakanmu sebagaimana caramu memuliakan-Nya!

Malang, 24/10/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar