12 Jan 2020

MONUMEN PERADABAN

sekotak lapis surabaya tersaji di tengah-tengah
manusia lapar akan ibadah, manusia haus akan cinta.
air bening dalam kemasan yang selalu saja
dituduh putih tak beralasan menjelma telaga luas
sehabis jelajah panjang gurun sahara yang panas.

beberapa manusia disimpul keyakinan yang sama
merembukkan tentang hubungan manusia dengan seni,
tentang seni sebagai jalan ibadah, perihal dakwah
yang digerakkan dengan cinta hakiki, cinta Ilahi.

berbagai-bagai gagasan dilebur rasa dan iman.
dibentuk monumen peradaban di masa depan.
tangan-tangan bekerja melahirkan makna.
makna-makna dibangun menguatkan pemahaman.
dan pemahaman itu semacam lecutan keras
agar terus berjalan dengan tegar dan tegas.

Malang, 12/01/20


Tidak ada komentar:

Posting Komentar