30 Jan 2016

RUANG TUNGGU


Hidup ini barangkali hanyalah perkara menunggu.
Sedangkan dunia adalah sebuah ruang tunggu.
Kau tahu, apa yang kau tunggu?
Yang kita tunggu adalah ketika nama kita disebut
dan disiarkan oleh takmir melalui corong-corong
pengeras suara di masjid atau musala.

***

Sejatinya bukan masa tunggu yang menjadi titik fokus kita.
Namun, tentang apa saja yang telah kita perbuat dalam masa tunggu itu.
Akankah perbuatan kita bernilai sesuatu yang baik
—yang dapat menemani kita saat tiba giliran nama kita disebut
atau sebaliknya, perbuatan kita tak bernilai apa-apa
—kosong, hampa, gersang, dan akan menjadi teman
yang setengah hati di perjalanan menuju panggilan?

Ah, entah. Semua ada di tanganmu. Cuma soal waktu.

Malang, 30/01/16
*Puisi “Ruang Tunggu” dimuat di Majalah Komunikasi UM, edisi 25 Agustus 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar