29 Okt 2014

HIJABMU

waktu itu tak sengaja diri melihat hijabmu
hijab bewarna hitam melekat menjagamu

sebuah kekaguman tersendiri
menemukanmu di negeri ini

sungguh, aku salut
kau mampu bertahan
di tengah kerasnya siaran anti berhijab

mungkin azammu begitu kuat
hingga tak goyah imanmu sedikitpun
tak bergeser dari tempat semula

aku teduh,
tak sengaja melihat hijabmu
sungguh, kau adalah mutiara
terhijab dari tangan-tangan
kotor tak beradab

aku jatuh,
namun hijabmu menahanku
maka berazamlah diriku
berakad dengan sosok
di balik hijab itu

Malang, 29/10/14
*bakda ashar di dalam kamar

9 Okt 2014

LUPA ATAU MELUPA?

ketika tinta ini jatuh di atas kertas
terkesan angkuh ia berbekas
mendongakkan kepala bertenteng-tenteng ia tertawa-tawa
namun apakah ia lupa ataukah mungkin ia melupa
bahwa ia tidak lebih dari sebuah noda yang hina
jikalau ia jatuh di tempat yang salah?

***

ketika puisi ini aku tulis
terkesan begitu romantis
mereka bilang sekadar jalinan kata-kata puitis tak berguna
namun apakah mereka lupa ataukah melupa
bahwa yang menciptakannya adalah dzat yang menuliskan petunjuknya
dengan pena lewat kata-kata yang luar biasa?

ketika manusia diciptakan dari tanah
disertakan juga aturan untuk ditaatinya
hanya satu misinya yaitu beribadah
dan hanya satu visinya yaitu surga
namun terkadang manusia lupa ataukah sengaja melupa
bahwa sesungguhnya ia datang dari allah dan akan kembali kepada Allah

Malang, 09/10/14

AIR

Air di tengah jalan itu tergenang
Sesekali muncrat dilindas kendaraan lalu lalang
Bagaimana perasaannya ketika ia terdampar
usai hujan turun membasahi daun hingga akar?

Air di tengah jalan itu tergenang
sisa-sisa dari kiriman hujan semalam
Menunggu panas sampai kering
seperti air mata yang berlinang-linang
menunggu sapu tangan yang tenggelam

Air di tengah jalan itu tergenang
Menunggu panas mentari mengeringkan
Sama halnya dengan manusia yang dibuang
Menunggu antrian untuk dimatikan

Malang, 09/10/14